Sabtu, 06 Agustus 2011

Filled Under:

Al-Khawarizmi


Istilah aljabar (algebra), bagian dari disiplin ilmu matematika, berasal dari sebuah judul buku terkenal Al-Jabr al-Muqabilah. Penulisnya adalah seorang ulama besar yang dikenal dengan julukan Al-Khawarizmi. Dalam buku itu ia merumuskan dan menjelaskan secara mendetail tabel trigonometri seperti yang kita pelajari sekarang. Tidak hanya itu, jika kita pelajari secara terperinci, buku itu pula memperkenalkan teori kalkulus dasar dengan mudah. Namanya begitu penomenal, sehingga di abad-abad kemudian namanya berkembang dikalangan para ilmuwan matematika di Barat sebagai algorisma dan algoritma. Bukan hanya akar matematikan Al-Khawarizmi juga termasyhur dalam astronomi dan geografi.

Dalam astronomi, ia menciptakan tabel yang mengelompokan ilmu perbintangan. Dan dalam bidang geografi, ia membuat koreksi mendasar pada pemikiran filsuf Yunani. Kala itu ada tujuh pakar geografi yang bekerja di bawah koordinasi Al-Khawarizmi. Kelompok inilah yang pertama kali menciptakan peta bumi yang kini kita kenal sebagai globe. Karya ini dikenal oleh dunia pada 830 M, 10 tahun sebelum ilmuwan besar muslim itu wafat.

Pada awal abad ke-12, karya-karyanya, seperti Al-Muqala fi Hisab dan Al-Jabr wal Muqabilah, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Adeard of Bath dan Gerard of Cremona, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa dan Cina. Sampai pertengahan abad ke-16, karya-karya Al-Khawarizmi masih menjadi taxt book di beberapa universitas di Eropa.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, intelektual muslim yang lahir pada 770 M di kota Khawarizmi. Tak ada data yang pasti kapan tepatnya dia dilahirkan. Khawarizmi adalah sebuah kota kecil di pinggir bagian selatan Sungai Oxus, yang mengalir panjang, membelah Uzbekistan (kini masuk wilayah Turkmenistan, Asia Tengah).

Selama berabad-abad, Uzbekistan, yang mayoritas penduduk muslim, berada dalam tatanan pemerintahan Islam yang makmur dengan rahmat melimpah. Pada 1873, Kekaisaran Tsar Rusia mengambil alih kawasan subur dan indah itu, dan selanjutnya wilayah tersebut menjadi negara bagian dalam lingkungan Uni sovyet. Tapi, kini sudah menjadi negara merdeka.

Ketika Al-Khawarizmi masih kecil, orang tuanya hijrah ke Baghdad, Irak. Saat itu Irak di bawah pemerintahan  Khalifah Al-Ma'mun. Kelak disinilah ia melahirkan konsep matematika yang kemudian oleh intelektual Barat (dan kita disini sekarang) disebut algoritma - karena orang Barat terlalu sulit melafalkan nama Al-Khawarizmi.

Ini yang menarik dalam Islam, seorang tokoh yang ahli dalam satu bidang, ahli pula dalam bidang lain. Ini membuktikan, Islam adalah tatanan menyeluruh yg tak memisahkan antara satu disiplin ilmu yg satu dan yg lain. Belajar matematika tak lepas dari astronomi, belajar astronomi tak lepas dari belajar tentang alam, dan itu semua terkait erat dengan tauhid: kedahsyatan alam semesta ini tercipta berkat kebesaran Allah SWT semata.

Sumber : Majalah Barokah

0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda (sertakan nama bila yang dipilih: anonymous)

Adukanlah Keluh Kesahmu Hanya Kepada Al-Rahman!

Oleh: Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah – ...

Copyright @ 2013 Desau rindu.