Sabtu, 06 Agustus 2011

Filled Under:

Nizhamul Mulk


Ia adalah pendiri universitas legendaris, Nizhamiyyah, di Persia (kini Iran). Lahir pada 22 Dzulqaidah 408 H / 10 April 1018 M di Thus (di Khurasan, Persia sebelah timur laut, dekat Asia Tengah), nama aslinya Abu Ali Al-Hasan bin Ali bin Ishaq At-Thusi. Ia adalah cendikiawan dan politikus Persia terkemuka abad ke-5 Hijriah yang pernah menjabat perdana mentri kurang lebih selama 30 tahun di masa pemerintahan Sultan Alp Arselan dan Sultan Maliksyah dari Dinasti Saljuk.

Ia menulis sebuah kitab yang sangat terkenal, Siyasat Nameh, memuat pengalamannya selama menjadi mentri berikut pandangan-pandangannya mengenai sistem pemerintahan yang ideal. Hingga kini, kitab tersebut dianggap sebagai salah satu karya sastra Iran yang penting.

Sejak kecil ia belajar berbagai pengetahuan agama kepada ulama Madzhab Syafi'i, Hibatullah Al-Muwaffaq. Ayahnya adalah pegawai pemerintah Gaznai di Thus, Khurasan, salah satu wilayah yang cukup maju kala itu. Ketika Khurasan jatuh ke dalam kekuasaan Dinasti Saljuk yang berpusat di Baghdad, sang ayah membawanya lari ke Khusrawjird, lalu ke Gazna. Di pusat pemerintahan Dinasti Gaznawi ini, Nizhamul Mulk bekerja di kantor pemerintahan Mahmud Gaznawi.

Merasa karirnya tak akan berkembang, ia hijrah ke Balkh, kemudian ke Marv, tempat dia mencapai prestasi gemilang sebagai pengelola pemerintahan, sehingga Sultan Alp Arselan memanggilnya untuk menduduki posisi wakil perdana mentri. Beberapa tahun kemudian, ketika Perdana Mentri Dinasti Saljuk wafat, ia diangkat sebagai penggantinya. Sejak menjabat perdana mentri itulah, ia, Al-Hasan, mendapat gelar Nizhamul Mulk.

Universitas Nizhamiyah yang menghasilkan sejumlah ulama besar, dibangun pada 1067 M di Baghdad, sebagai inisiatif Nizhamul Mulk. Hal itu tampak dari diajarkannya Madzhab Syafi'i, yang dianut oleh Nizhamul Mulk, di universitas tersebut, bukan Madzhab Hanafi atau Maliki, yang dianut keluarga Sultan.

Universitas ini juga termasyhur dengan pelajaran ilmu alat (nahwu, sharaf, balaghah) untuk bahasa, dan ushul fiqh dan qawaidul fiqhiyyah untuk ilmu fiqih. Selain itu juga universitas ini juga dianggap sebagai basis pengembangan ilmu kalam yang bercorak Asy'ariyyah. Bahkan beberapa rektornya, seperti Al-Jawani dan Abu Hamid Al-Ghazali (lebih dikenal sebagai Imam Ghazali), trmasyhur sebgai mutakallim, ahli ilmu kalam, yang bermadzhab Asy'ariyyah.

Dalam waktu singkat universitas ini berkembang pesat dengan beberapa cabang diberbagai daerah, terutama di Khurasan dan Persia. Jumlah wakaf yang besar membuat universitas-yang dinilai sebagai labolatarium intelektualitas terbesar kala itu-mampu menyediakan fasilitas yang lebih dari cukup bagi para mahasiswa dan pengajarnya.

Para mahasiswa yang datang dari penjuru negeri muslim itu dimanjakan dengan beasiswa, akomodasi, dana pembelian kitab, dan berbagai tunjangan lain. Para dosennya pun sangat berkualitas, dengan gaji yang sangat tinggi buat ukuran masa lalu. Untuk kenyamanan belajar, pemerintah juga menyediakan perpustakaan dengan koleksi ribuan buku karya para ulama dan intelektual termasyhur, termasuk terjemahan karya ilmuwan Yunani dan Romawi.

Suasana di seantero Universitas Nizhamiyyah kala itu sering digambarkan seperti surga ilmu. Di berbagai sudut mesjid dan taman, dapat dengan mudah ditemukan halaqah, lingkaran diskusi, yang diikuti para mahasiswa dan masyarakat umum. Begitu dominan pengaruh keilmuan universitas tersebut, sehingga abad ke-5 Hijriah itu disebut Era Nizhami.

Sistem manajemen dan administrasi yang tertata rapi membuat Nizhamiyyah dapat berkembang dan berpengaruh meski pendirinya wafat pada 1092 M. Bahkan, ketika invasi bangsa Mongol usai, satu-satunya lembaga pendidikan yang masih bisa bertahan hidup hanyalah Univesitas Nizhamiyyah.



Sumber: Majalah Barokah

0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda (sertakan nama bila yang dipilih: anonymous)

Adukanlah Keluh Kesahmu Hanya Kepada Al-Rahman!

Oleh: Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah – ...

Copyright @ 2013 Desau rindu.